Jumat, 20 Agustus 2021

A place of trials


We are just travelers in this wordly life
And this wordly life is a place of trials from Allah.

When you have a complete family, probably Allah tests you with poverty,

When you have a good career a lots of money, Allah tests you by being single,

When  you are married, Allah afflicts you with your financial problem,

When you are married, Allah  tests you by being childless,

When you have a good financial, probably Allah will test you with  some serious health problems,

When you have good and pious children, probably Allah afflicts you with a troubled spouse,

When you have a perfect spouse, probably Allah tests you with your a  rebellious child or children,

When you have a perfect family, probably Allah might test you with your in-laws,

When you have a happy family and good relationshop with your in-laws, probably Allah  tests you with your environtment,

Every single person is being tested in different ways.

No one is safe from trials because of their prestige or status; such things do not safeguard us from the tests as proven by the hasan (good) hadith in which the Prophet ﷺ said: “The people who receive the severest trial are the Prophets, then those most like them and then those most like them.” (at-Tirmidhi and ibn Maajah).

Nothing is designed perfect by Allah, because this dunya is just a place to transit, whilst  we still have a long journey to Akhirah.


We belong to Allah, and to Allah we return......

Sabtu, 18 Juli 2020

Corona telah merubahku dan merubahmu

    Haloo...readers, saya harap kalian semua masih baik-baik saja sekarang dan masih menunggu-nunggu postingan saya yang mati suri ini, heheh. Saya baik-baik saja kok, terimakasih sudah mengkhawatirkan saya. 

  Baiklah, tanpa berpanjang-panjang ria, langsung saja yuk kita mulai menelusuri rekam jejak pemikiran saya. 

   Sejak pandemi korona ditetapkan dan diumumkan oleh Pemerintah Indonesia mulai pertengahan Maret sebagai wabah nasional, peraturan dan gaya hidup masyarakat Indonesia telah berangsur berubah cepat. Terlebih lagi sejak diberlakukan new normal. Semua gaya atau metode lama berangsur- anggsur menjelma jadi gaya atau metode baru. Sebenarnya semuanya bukanlah metode baru.  Semua metode yang dipikir baru itu sudah diperkenalkan jauh waktu sebelumnya. Namun baru akhir-akhir ini mulai dimanfaatkan secara massive karena kondisi wabah begini, membuat semua lapisan masyarakat, suka tidak suka, siap tidak siap, mampu tidak mampu harus menerapkan metode baru dan membuang metode lama. Terutama kita dan mereka yang berkecimpung dalam pekerjaan dengan mobilitas besar, dan sosialisasi yang luas. 
    
    Rapat-rapat besar, dan pertemuan-pertemuan kecil dilakukan tanpa tatap muka langsung. Semua digeser dengan pertemuan online via webcam. Sekolah-sekolah ditutup sementara guna mencegah penyebaran corona. Kegiatan pembelajaran sementara ini total dilakukan via online (daring)  dari rumah masing-masing. Para bapak- bapak dan emak-emak dipaksa untuk melek teknologi, bekerjasama dengan para pendidik untuk memantau kegiatan belajar putra-putri mereka lewat aplikasi yang lebih kompleks di atas level whatsapp, facebook dimana kedua aplikasi tersebut notabene hanya menjadi media untuk pamer, selfi  dan curhatan para orang tua muda. Kini mereka ditantang juga untuk menggunakan google class room, zoom, quizizi dan aplikasi sekelas lainnya guna menunjang pembelajaran putra- putri mereka di rumah masing-masing tanpa pandang latar belakang sosial, pedesaan maupun perkotaan. Tak kalah besarnya  tanggung jawab para pendidik terutama yang masa pengabdiannya hampir paripurna, mereka dituntut untuk menguasai aplikasi pembelajaran non bayar tersebut, sehingga para pendidik yang gagap teknologi tersebut hampir-hampir setress dibuatnya. Tak kalah setressnya dengan orang tua yang ternyata tak lebih baik tanggap teknologinya, ditambah lagi kewalahan dalam memantau anak-anak mereka sendiri. Pada akhirnya, dengan menggunakan aplikasi tersebut, para orang tua mulai merefleksi kekurangan diri mereka, mulai belajar menghargai peranan penting pendidik di sekolah, dan mulai menyadari bahwa peranan orang tua adalah sebagai faktor penentu akhlak anak. 
 
     Selain perubahan drastis dari hal di atas, aktivitas  bisnis berangsur berubah menjadi bisnis online perantara smartphone saja. Antar jemput order cukup dengan klik sana klik sini saja. Perut lapar, mau ayam goreng, tinggal klik order via grabfood, go food. Mau baju baru, cukup pesan lewat shopee, tokopedia, lazada dll. Isi story emak-emak di whatsapp dari selfi berubah serempak jadi barang-barang dagangan online. Tak perlu smartphone yang mahal, asalkan android berkamera saja, maka semua hajat akan terpenuhi. Kantong doraemon kalah pamor dengan smartphone android kalau begini caranya.

    Wah dunia serasa dalam genggaman tangan  jika kita punya uang yang cukup untum transaksi online. Namun uang saja ternyata tidak cukup jika tanpa didukung oleh kuota internet/ wifi. Sebab internet adalah jaringan yang menghubungkan jutaan umat manusia seperti yang sudah diketahui. Kemudian kedua hal itu juga tidak mungkin terlaksana jika smartphone kita tiba-tiba habis baterai. Ketika tiba-tiba  baterai smartphone kita habis, ada sebagian orang  berpikir bahwa dunia tiba-tiba berhenti berputar, mati gaya, dilanda gundah gulana, kebingungan.  Tiket pesawat, tiket konser K-pop urung dipesan karena smarphone mati. Maka tamatlah dunia.

     Dengan penguasaan teknologi ini, maka apa yang ingin kita lakukan terasa  jadi lebih mudah untuk terlaksana. Ide-ide kita dan perilaku kita lewat sosial media mungkin bisa jadi trend, tuntunan netizen, bahkan digunakan untuk mempengaruhi dunia, menguasai dunia. Semua bermula dari apa? Tentu sebagian karena sisi lain dari dampak corona. seperti kata plankton, "RULE THE WORLD (menguasai dunia)"  hanya dengan  1 sentuhan jarimu. Jika penjajah VOC pada zaman kolonialisasi dulu memiliki slogan mautnya " vini, vidi, vici", maka di era  modernisasi sekarang, kata kunci yang sesuai untuk menaklukan dunia adalah : " money, internet, battery ( baterai smartphone yang terisi penuh)".

Jumat, 22 April 2016

Letting Go

     "Time heals", Mungkin itu sebongkah kata yang bisa menenangkan dan meyakinkan diri kita dari deraan luka menahun.

    Kita mungkin merasa sudah berusaha selama  berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun lamanya untuk membunuh kenangan manis yang bercokol di dalam memori. Mungkin kita sudah merasa berhasil membunuhnya, lalu kita melenggang pergi. Tapi ternyata memori itu tidak benar-benar mati walau sudah terkubur. Kenangan itu tak dinanya bangkit lagi,  kembali meneror kita lagi. Kalau kata anak Alay, "Belum bisa Move On". Jiahahahh(*>_<*)ノ

    Walau  dicoba bermacam cara untuk melupakan masa lalu yang indah yang tak tergantikan, kendatipun tidak dapat melupakan. Malah kadang perasaan itu makin menjadi. Sudah minta nasihat kesana- kemari, sudah membaca entah puluhan referensi artikel dengan keyword "Cara melupakan seseorang" di mbah google, tapi toh perasaan itu masih saja betah di hati kita. "Cinta itu rahmat, cinta itu anugerah" itu sebuah ungkapan kata bijak. Tapi tentu bukan menjadi sebuah kata bijak lagi jika ternyata  kata cinta itu sudah membunuh kita secara perlahan tapi pasti. Tentunya cinta yang buta. Lantas, bagaimana melepaskan diri dari cengkraman si kenangan manis tersebut?. Berikut ini ada beberapa cara yang tidak ada salahnya mungkin bisa kita coba, seperti:

1. Melupakan seseorang itu bisa dengan cara membencinya.  

   Banyak orang beranggapan bahwa membenci seseorang bisa memudarkan rasa cinta. Bagi sebagian orang lumayan terbilang ampuh, apalagi jika orang yang ingin dilupakan tsb banyak menggoreskan sakit hati, seperti: selingkuh, kasar, berbohong, dan lain-lain. Maka cara Ini bisa dibilang sangat ampuh bagi  mereka yang merasa sudah tak ada alasan lagi untuk menyimpan kenangan manis tapi penuh luka di dalamnya. Baiklah, buat sebagian orang cara ini bagus, tapi tidak untuk sebagaian lainnya. Lantas dimana salahnya cara ini?. Sebab bagi sebagian orang yang broken heart plus cinta buta "bagaimana bisa membenci seseorang kalau sudah terlanjur mencintai". Sebenci-bencinya akan tetap terselip rasa sayang. Apalagi kalau cara berpisah dengan orang yang dicintai itu lewat cara yang baik Aka berdamai, maka mana bisa ketemu celah untuk membencinya?. 

2. Temukan sosok baru yang bisa menggantikan dia.

   Cara ini terdengar lebih mujarab dari cara yang pertama. Terutama bagi mereka yang sukses membuka diri untuk sosok yang baru lalu menerima segala kelebihan dan kekurangannya dengan tangan terbuka. Tidak ada salahnya mencari jalan  lain dengan cara menemukan sosok   baru yang bisa membuktikan manisnya kasih sayang tulus (maaf mungkin pilihan kata-katanya memubuat mual). Akan tetapi, bagi sebagian orang yang memang dari awal sudah membentuk mindset bahwa "dia yang dulu itu tak tergantikan dengan siapapun jua" akan merasa gagal membuka diri.  Masih ingat dong, judul lagu hit "Vertical Horizon" yang mendayu-dayu di era 2000-an? Yup, " The best I ever had",  "well it's not so bad, you're just the best I ever had......". Wah bisa nangis bombay kalau ingat kenangan manis gara-gara mendengar lagu tersebut. Yup,  "The best I ever Had" berasa jadi kata yang ampuh untuk makin susah move on dari si dia. Kamu akan terus mengagungkan namanya, sifatnya, dan setiap gerak-geriknya. Maka di situ kamu akan makin terpuruk dan menjadi manusia bodoh. Kamu mungkin pergi ke karaoke  dengan kawan-kawan untuk menumpahkan luapan emosi dengan  menyanyikan lagu-lagu yang bisa membantu mengeluarkan emosimu.Tapi setelah puas, niscaya  kamu akan kembali ke alam semu mu yang tidak terjawab.

      Lantas, bagaimana dong jurus jitu nan ampuh untuk melupakan seseorang?. Percayalah, setiap manusia akan menemukan cara untuk melupakan kenangan manis. Seperti kalimat pembuka  di awal paragraf artikel ini, "Time will heal". Waktu sendirilah yang akan menyembuhkan luka. Entah juga kapan waktunya penawar luka itu datang, bisa segera, bisa juga menahun, kita tidak pernah tahu. "Only time"  Cuma waktu jua lah yang tau. Tapi baiklah, coba kita buka sedikit trik pamungkas yang satu ini, semoga bisa membantu kamu yang belum bisa move on.  Kita mungkin sudah tau, atau juga mungkin belum tau bahwa ada berbagai macam sifat manusia yang kita kenal. Tipe yang pertama adalah orang mudah kenal, cepat akrab, dan mudah melupakan. Tipe yang ke-2 adalah tipe yang sulit kenal, sulit akrab, dan susah melupakan.Tipe yang ke-3 adalah tipe yang Mudah kenal, gampang akrab, tapi sulit melupakan. Tentunya tipe yang ke-3 ini merupakan tipe yang loveable dan istimewa. Dan tipe yang terakhir adalah tipe yang Sulit akrab, tapi mudah melupakan. Dan kamu mungkin masuk dalam kategori tipe yang ke-2 atau ke-3. Sedangkan dia.? Ya, bisa jadi dia adalah tipe yang pertama atau tipe ke-4. Setelah kamu berpisah dengan dia, kamu susah melupakan, sedangkan dia bisa saja langsung move on dari masa lalu, dari kamu. Jadi, mungkin saja dia yang kamu rindukan, dimimpikan, ditunggu setiap malam dalam mimpi ternyata malah  tidak berbalas rasa untuk kamu! Bahkan seujung kuku pun, dia tidak pernah memikirkan kamu, justru sebaliknya kamulah yang uring-uringan memikirnnya. mana bisa adil ini!!?. Memang, tidak ada kata adil dalam hal perasaan.

    Bagaimana jika selama ini kamu telah bermimpi sendiri? Ya, maksudnya "Cinta bertepuk sebelah tangan", pastinya menyakitkan, kan?. Dan selama ini kamu dengan seluruh kenaifanmu sudah ditipu atas nama cinta dan ketulusan yang kamu bangun  sendiri. Ingat, "Love won't wait". Cinta itu tidak akan akan membuat seseorang menunggu. Apalagi menunggu terlalu lama. Kalau memang selama ini dia mencintaimu, tentu sudahlah lama dia mencari mu, setidaknya dia berani untuk ngungkapkan rasa ".....Aku sayang kamu". Tapi toh ternyata dia tidak berbuat sesuatu yang kamu harapkan, malah membiarkan kamu menjadi orang yang makin bodoh.

      Lalu, bagaimana kalau ternyata dia ada secuil rasa buat kamu, dia diam-diam merindukanmu?. Tapi kalau dipikir, kenapa juga dia harus diam-diam?. Tentu itu salahnya sendiri, bukan?, kenapa membiarkanmu menunggu dia yang tidak pasti. Maka usahlah kamu sesali langkahnya yang lambat. Berarti dia yang bodoh. Sekarang, coba berpikir, bagaimana senandainya jika kalian memang tidak diciptakan untuk bersama. Allah yang Maha kuasa, yang Maha menyatukan hati ini memang tidak pernah mentaqdirkan kamu dan dia berjodoh di muka bumi ini ataupun di akhirat kelak?! Dalam kata lain, kamu memang  bukanlah belahan jiwanya. Sayang sungguh disayangkan bahwa kamu bukanlah sosok yang dirindukannya. Berapa banyak waktu yang sudah kamu buang sia-sia untuk menunggunya. Ternyata toh dia dengan segala  keunikan sifat yang tiada duanya di dunia ini sedang mencari sosok unik lainnya untuk melengkapinya, dan sosok yang dicarinya itu ternyata bukanlah kamu, bukanlah diri kita. 

    Maka, tiada jalan lain untuk masih tetap memenjarakannya di dalam memori kita. Relakanlah dia. Sakit memang memposisikan  bahwa kamu bukanlah sosok yang dinantinya. Jangan-jangan kamu mungkin tidak pantas buatnya? Ada orang lain di sana yang lebih pantas buatnya?, dan kamu tidak berhak memiliki segala keunikannya. Wow sakitnya bukan main. That's fine, Kamu mungkin saja tidaklah pantas buatnya, tapi sebaliknya, dia juga tidak pantas untuk memilikimu, dia tidak berhak untuk memiliki segala keistimewaan yang ada pada dirimu, dan  kamu berhak dan pantas untuk mendapat yang istimewa yang lebih pantas buat kamu yang dicari selama ini. Ingatlah bahwasanya saja, Allah Maha kuasa, Maha menggantikan yang lebih baik dan terbaik untuk MahlukNya. Tidakkah kamu bercermin sendiri, bahwa kamu mungkin tidak unik seperti apa yang dia cari, tapi dirimu adalah sosok yang teramat istimewa untuk mendapatkan yang istimewa. Maka sudahlah, coba berdamailah dengan dirimu sendiri  bahwa kamu mungkin  memang tidak cukup pantas buatnya, dan dia juga tidak pantas buatmu. Ada sosok yang lebih pantas buat dirinya. Tapi ingat,  kamu itu istimewa untuk seseorang yang istimewa. Di suatu hari nanti, akan ada sosok yang istimewa yang akan memperlakukanmu dengan istimewa. "Start to Love your self". Mulailah untuk melepaskannya, mengiklaskan kepergiannya. Sebab bagaimana mungkin tanganmu meraih hal yang baru jika kedua tanganmu itu masih penuh menggenggam masa lalu. Maka relakanlah. Ikhlaskanlah dia. Let him go.

Selasa, 10 November 2015

Kesadaran Jepang





      Tidak dapat dipungkiri bahwa Jepang adalah Negara maju yang dibangun oleh masyarakat dengan SDM yang baik. Ketika menemukan sebuah ide dan inovasi, mereka tidak sekedar berfikir bagaimana cara memanfatkan dan mengembangkan ide tersebut, akan tetapi memikirkan metode menanggulangi kemungkinan dampak negatif yang bisa ditimbulkan oleh inovasi tersebut. Dengan kata lain,  mereka juga memperhatikan ancaman dan keselamatan  dari inovasi yang ditimbulkan. Sehingga Jepang dikenal tidak hanya sebagai Negara inovatif, namun juga dinobatkan sebagai salah satu negara dengan tingkat preventif tertinggi di dunia.

      Jika berbicara arti kesadaran dari segi  stabilitas keamanan, di  Jepang baik laki-laki dan perempuan tidak perlu merasa was-was ketika berjalan pulang sendirian tengah malam  dari tempat kerja, karena tingkat kriminalitas yang sangat rendah sebagai  dampak positif  kemajuan ekonomi.  Contohnya, berita kriminalitas adalah segmen  yang sangat jarang dijumpai di media massa baik koran maupun televisi. Karena luar biasa langkanya kejadian kriminalitas, seperti pembunuhan, kecelakaan dan pencurian maka kejadian kriminalitas yang terpapar oleh Media Massa akan menjadi berita hangat yang diulang-ulang di setiap segmen berita televisi selama berhari-hari.  Kasus yang agak berlebihan akibat kekurangan bahan berita di Jepang  adalah, pernah diberitakannya peristiwa bahwa seorang kakek tewas akibat terjatuh dari pohon di pekarangan rumahnya. Coba bandingkan dengan berita- berita di Indonesia yang  setiap hari menjejali  kita dengan berita kriminal, politik, ekonomi, SARA, korupsi secara up to date di  berbagai saluran televisi sampai kita kenyang dan muak melihat kebobrokan realitas yang terjadi silih berganti. Namun, meskipun orang Jepang memiliki  tingkat keamanan yang tinggi, Masyarakat Jepang tidak lantas menganggap enteng masalah keselamatan mereka. Masyarakat Jepang pada umumnya sadar akan arti sebuah keselamatan bahwa tindakan mencegah lebih baik daripada menanggulangi.  Contohnya setiap pintu utama sebuah rumah dilengkapi oleh kamera dan speaker  interkom untuk mengetahui siapa tamu sebelum mebukanya, atau pihak sekolah yang dipayungi oleh kementrian terkait mewajibkan para orang tua untuk memfasilitasi anak-anak mereka dengan alat keamanan. Contohnya, setiap tas sekolah TK dan SD dilengkapi dengan alarm keselamatan, sehingga melindungi mereka dari ancaman kriminalitas. Pada umumnya Anak-anak TK dan SD  berjalan kaki menuju sekolah atau pulang sekolah secara berkelompok, mereka menyusuri trotoar dan melintasi jalan besar tanpa dipandu oleh orang dewasa. Dengan kelucuannya, tentu mereka terlihat sangat menggemaskan di mata orang-orang asing atau bagi siapa saja yang melihat aktivitas mereka. Kadang timbul keinginan sekedar ingin menyapa mereka, atau sesekali mencolek pipi-pipi yang montok sebagai bentuk rasa gemas yang sewajarnya. Namun niat baik tidak selalu disambut dengan positif di Jepang. Anak-anak di Jepang  selalu diajarkan untuk bersikap waspada dan menarik dari dari apapun yang berifat asing jika tidak didampingi oleh orang dewasa yang sudah dikenal seperti keluarga dan guru. Sehingga niat untuk sekedar menyapa wajah-wajah lucu tersebut saya urungkan mengingat fasilitas keamanan yang terpasang di peralatan sekolah mereka. Jadi, bila kamu meliat anak-anak Jepang yang lucu di jalan, sebaiknya hindari  mendekati mereka jika tidak mau menemui masalah. Contoh  kongkrit alat keamanan itu adalah  seperti peluit atau alarm tenaga bateray yang akan terdengar sampai radius beberapa meter jika mereka menekan alarm tersebut sebagai bentuk dari sebuah ancaman.  Hal yang lebih menggelikan lagi adalah terpasangnya alarm yang ada di toilet-toilet umum. Pengalaman memalukan pernah saya alami sekali karena rasa ingin tau yang sangat besar. Ketika sedang menggunakan toilet yang ada di perpustakaan kampus, saya penasaran untuk menarik suatu benda yang ternyata sebuah alarm pertolongan kecelakaan di dalam toilet. Sontak bunyi alarm yang memekakkan telinga tersebut segera saya sadari, dan cepat-cepat saya kembalikan ke posisi semula sehingga tidak sempat mengundang  perhatian sekeliling.  Hal-hal tersebut adalah contoh bentuk dari tindakan prefentif warga Jepang.
           Jika menengok dari segi   kesadaran lingkungan, Warga Jepang terkenal sebagai bangsa yang gemar sekali menjaga lingkungan dari hal yang besar sampai dengan hal yang terlihat sepele. Contohnya, Kita tentu sangat dekat dengan penggunaan minyak goreng sebagai salah satu bahan pokok dari sembilan bahan pokok di Indonesia. Hal itu dipengaruhi oleh kultur masakan Indonesia yang beragam dan sebagian besar dihidangkan  lewat proses penggorengan. Betul sekali, minyak goreng adalah komoditi utama di Indonesia setelah beras dan  gula. Kepopuleran minyak goreng di Indonesia menjadikan minyak goreng sebagai barang vital, primadona kuliner.  Sehingga Minyak goreng dipoduksi secara massive layaknya memproduksi beras. Sampai-sampai ribuan hektar hutan  menjadi korban keganasan  para kapitalis industri minyak goreng di  Indonesia. Yang paling menyedihkan,   dampak pembakaran tersebut memaksa hutan-hutan tidak mampu lagi menghasilkan oksigen, sebaliknya malah menghasilkan polusi udara yang mengancam jiwa jutaan mahluk hidup baik manusia dan hewan-hewan yang dilindungi dan lemah. Terlepas dari katastropi asap yang diakibatkan oleh hutan yang dijadikan tumbal para kapitalis tersebut, penanggulangan limbah minyak goreng di Indonesia menjadi hal yang diacuhkan baik oleh pemerintah Indonesia maupun oleh masyarakat Indonesia secara individu. Bila menengok ke Jepang, betapa Negara Jepang begitu memperhatikan dampak kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh minyak goreng. Jika di Indonesia, umumnya warga kita membuang limbah minyak goreng di sembarang saluran pembuangan air, maka tidak begitu halnya dengan orang Jepang. Di Jepang peraturan yang berlaku adalah dilarang membuang limbah minyak goreng di saluran pembuangan air atau got. Mengapa mereka harus membuang limbah minyak goreng  sesuai prosedur?. Karena minyak dapat menyebabkan pencemaran pada tanah, selain itu minyak bisa  menggumpal atau membeku  di saluran pipa pembuangan air sehingga menyebabkan saluran pipa tersumbat ketika musim dingin tiba.  Lalu, kemana mereka harus membuang limbah minyak goreng?. Berikut ini adalah beberapa cara membuang minyak goreng sesuai prosedur keamanan di Jepang:
1.  Membuang limbah minyak goreng dengan obat oil solidfier(油固め剤)
Cara kerja oil solidifier tersebut adalah dengan membekukan atau memadatkan minyak yang  masih cair. Sebelum dibuang, minyak goreng bekas pakai yang masih panas atau hangat cukup  dengan ditaburi dengan bubuk obat tersebut. Setelah didiamkan beberapa saat, minyak tersebut akan berubah wujud menjadi padat atau kristal atau menggumpal. Setelah itu, barulah minyak boleh dibuang di sampah kategori sampah terbakar. Karena pada dasarnya minyak adalah zat yang mudah terbakar maka dikategorikan  kedalam sampah terbakar.
2.  Limbah Minyak diserap dahulu dengan kertas atau koran tidak terpakai, kemudian dipilah ke sampah terbakar.
3.  Cara yang terakhir ini adalah cara yang mungkin  paling mengharukan bagi warga asing.  Mengapa dikatakan mengharukan? Tak lain karena betapa baik dan besarnya perhatian pemerintah Jepang dalam memikirkan kelestarian lingkungan. Pemerintah Jepang tidak serta merta mengeluarkan peraturan, namun juga memberikan solusinya. Beberapa supermarket tidak hanya  memberikan pelayanan air sehat bagi warganya, atau memenyediakan tempat daur ulang  styreofoam (wadah makanan, maaf jika ejaan kurang tepat),  tapi juga memberikan pelayanan berupa menyediakan wadah  pembuangan limbah minyak goreng pada waktu-waktu tertentu, sehingga warga lingkungan di supermarket setempat boleh membuang limbah tersebut secara gratis sambil lewat berbelanja. 






Bagaimana?, menarik bukan?. Jika Jepang yang notabene adalah non muslim saja bisa menjaga lingkungan, dan  memperhatikan kelestarian lingkungan, lantas mengapa kita sebagai warga Negara Indonesia yang kabarnya memiliki populasi muslim terbesar di dunia  ini belum mampu  menjaga lingkungan sebagaimana seharusnya? Padahal berulang-ulang Allah SWT telah  menyuruh manusia untuk tidak merusak alam sebagaimana  yang tertuang pada banyak ayat di dalam  Al Quran.  “ Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik  (QS. Al. A’raf: 56).Dan bila dikatakan kepada mereka: Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, mereka menjawab: Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan(QS. AL-Baqorah :11).

Kamis, 05 Februari 2015

Madinah Al Munawarrah


         Kira-kira pada pukul tiga dini hari, kami berempat memutuskan berangkat menuju Masjid Nabawi. Pak Haji, begitu sapaan akrab untuk pembimbing umrah kelompok kami  rupanya sudah menunggu kami berempat di depan hotel, siap membimbing kami menuju Masjid Nabawi. Pak Haji mengingatkan bahwa  Masjid Nabawi yang sangat luas ini memiliki 24 pintu masuk ke gerbang! Yaitu 8 pintu di bagian timur, 8 pintu bagian barat, 4 pintu bagian utara, 4 pintu bagian selatan. Pintu yang menghubungkan hotel Sama silver  dengan  Masjid Nabawi adalah pintu gerabang No.6. Pak Haji berkali-kali mengingatkan kami supaya kamii jangan sampai lupa nomor gerbang. Karena kalau sampai salah memilih pintu gerbang,  urusan akan runyam. Jalan menuju Pintu gerbang nomor 6 sedikit remang. Di sana sini berserakan terpal dagang menyelimuti pinggiran jalan mirip sebuah pasar. Di Jalan itu tampak dua orang penduduk lokal dengan suara lantang menawarkan mushab Qur’an kepada setiap orang yang melintas.

        Akhirnya kami melewati gerbang yang sangat megah dengan tulisan No. 6 di atasnya sebagai penanda. Lantai pelataran Masjid Nabawi bagaikan lantai di mall, mengkilat dan bersih walaupun selalu diinjak oleh alas kaki ribuan jama’ah. Saat itu langit masih gelap, tapi lampu-lampu masjid yang indah laksana gelas-gelas kristal gemerlap menerangi seantero isii masjid sesuai dengan namanya “Madina Al Munawwarah”, yaitu kota yang bercahaya. Di dinding-dinding dan  tiang-tiang masjid bertuliskan indahnya Asmaul husna dan rangkaian ayat-ayat Quran. Payung payung raksasa sebagaimana yang biasa saya lihat lewat tv parabola di rumah, sekarang bisa saya saksikan sendiri, berdiri gagah di depan mata kepala saya. Jumlahnya ratusan dan satu sama lain mekar saling berdekatan. Bahkan payung-payung raksasa itu disetting kapan mereka kuncup dan kapan waktu membentang.  Seperti ribuan jamur raksasa memenuhi masjid.  Rasanya saya bagai sedang berjalan di dalam mimpi, hampir-hampir saya tidak percaya bahwa saya diizinkan Allah SWT memasuki tempat 1000 pahala. Mungkin agak sedikit ‘lebay’, tapi saya diam-diam mencubit kulit tangan saya sendiri untuk memastikan bahwa saya tidak sedang bermimpi. 
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, bahwa beliau bersabda:
صَلَاةٌ فِي مَسْجِدِي هَذَا أَفْضَلُ مِنْ أَلْفِ صَلَاةٍ فِيمَا سِوَاهُ إِلَّا الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ
“Shalat di masjidku ini lebih baik daripada 1000 shalat di tempat lain, kecuali di Masjid Al-Haram.” (HR. Muslim no. 1394).







           Masjid Nabawi adalah masjid terindah yang pernah saya masuki seumur hidup ini.  Karena untuk pertama kalinya kami tiba di masjid, itupun  pada dini hari buta, beberapa petugas kebersihan nampak di sekitar pelataran masjid. Pemandangan yang lebih mengagumkan adalah alat yang mereka gunakan untuk membersihkan lantai bukan sekedar alat pel sederhana, tapi berupa kendaraan seperti mobil golf yang dibawahnya terdapat kain dan sikat untuk menyikat dan membersihkan lantai dengan efisien dan cepat. Benar-benar mengagumkan. Pelataran Masjid nabawi yang begitu lebar dan langit malam yang mesih gelap membuat  seolah masjid ini tak memiliki ujung. Udara dingin di kota Madinah menyambut kedatangan kami, mengembuskan udara  musim dingin kedalam  tulang-tulang sumsum. Alhamdulillah kami memang sudah bersiap-siap dari tanah air untuk menghadapi terpaan musim dingin di Madinah dan Mekah. Suhu udara di applikasi ponsel menunjukkan  19 derajat celcius, ku rapatkan jaket sambil memeluk tas kecil berisi perlengkapan sholat. Pintu utara masjid  Nabawi semakin tampak dekat. Di salah satu pintu yang  ditutup berlapiskan warna keemasan dan berukirkan  nama Allah SWT  dan Muhammad SAW. Para jamaah shalat dari berbagai negara  dan kami berempat menuju pintu-pintu yang terbuka lebar. Setiap pintu di jaga sangat ketat  oleh beberapa petugas masjid yang  berpakaian dan bercadar serba hitam. Mereka melaksanakan tugas  dengan memeriksa isi kantong tas milik  setiap jamaah yang melewati pintu-pintu masjid. Setiap isi kantong tas dan kantong alas kaki diperiksa dan diraba. Kamera dilarang untuk di bawa masuk ke dalam masjid, tapi herannya, handphone boleh dibawa masuk padahal handphone atau smartphone.juga terdapat fungsi kamera. Celakanya, di dalam kantong tas saya ada handycam terbalut sajadah tebal.  Petugas-petugas perempuan itu bisa saja menolak saya masuk dengan handycam di dalam tas. Tangan-tangan perempuan itu meraba-raba isi dalam tas, lalu  menariknya lagi,  dan mempersilahkan saya masuk. Alhamdulillah, artinya handycam di dalam tas tidak ketahuan.  Tapi kawan satu kamar kami sempat ditolak masuk patugas karena digital cameranya tertangkap petugas wanita, terpaksa dia saya tarik keluar antrian masuk dan menyembunyikan kamera ke dalam tempat yang lebih dalam di dalam kantong tas. Saya pikir lebih baik begitu, dari pada kami harus kembali ke maktab hanya untuk meletakkan kamera. Alhamdulillah ibu itu akhirnya lolos pemeriksaan juga.
       Begitu memasuki masjid Nabawi, terhampar luas karpet-karpet indah berwarna merah tua. Ribuan pilar bergaya khas Nabawi berjejer di sepanjang ruangan seolah pintu-pintu pilar tersebut tiada berujung. Maka tidak lah heran, bahwa keindahan gaya arsitektur Masjid Nabawi sampai dibawa ke Turki hingga ke Masjid Cordoba yang ada di Spanyol.  Shaf shalat wanita di seberang pintu sudah penuh, maka kami mencari di shaf  agak kedepan. Kondisinya pun hampir sama, shaf sudah penuh. Terpaksa kami berempat menyelinap  di antara shaf orang-orang asing. Kebanyakan usia jamaah adalah 50 tahun ke atas, termasuk di depan kami jamaah wanita asal Indonesia yang sudah berumur.  Rak-rak berisi  Mushab Alquran  tersedia di setiap sudut dan tiang-tiang penyangga Masjid, membebaskan siapa saja yang ingin mengaji. Tips, saya untuk para calon jama’ah,  tidak perlu  repot-repot membawa mushab Alquran dari maktab, karena Mushab  sudah tersedia lengkap di dalam masjid. Kecuali kalau tidak kebagian shaf di dalam Masjid dan terpaksa mengharuskan anda mengambil shaf di pelataran Masjid, maka anda harus menyiapkan mushab sendiri. Selain itu, anda tidak perlu repot-repot membawa botol minum dari maktab, karena sama seperti Mushab Alqur’an, Pihak Masjid telah menyediakan galon-galon besar berisikan air zamzam  di dalam Masjid lengkap dengan cup minum. Bahkan di pelataran masjid, tersedia keran-keran  air zamzam dan cup minum untuk siapa saja yang membutuhkan minum, sehingga tidak perlu membawa botol  minum sendiri. Para jama’ah juga bebas membawa air zamzam ke dalam botol untuk di bawa pulang ke maktab. 
      Tips lainnya, sebaiknya tidak membawa tas besar, apalagi kantong belanjaan ke dalam masjid, karena pasti anda akan dilarang masuk oleh petugas.  Apabila anda membawa kantong besar belanjaan, sebaiknya bawa pulang belanjaan anda terlebih dahulu ke  maktab masing-masing, baru setelahnya kembali ke Masjid. 
Pilar-pilar masjid Nabawi 


Di antara pilar-pilar yang cantik
Kran air zamzam di pelataran masjid Nabawi

          Masjid Nabawi bukan hanya masjid yang menonjolkan keindahannya, tapi juga tekhnologi yang tinggi. Contohnya seperti Kubah dan payung di pelataran.  Kubah yang tampak menawan dari luar tidak hanya memiliki fungsi sebagai keindahan. Kubah itu ternyata berfungsi juga sebagai pengatur sirkulasi udara di dalam Masjid.  Pada jam-jam tertentu, beberapa kubah akan terbuka beberapa saat secara otomatis, kemudian akan menutup kembali. Buka dan tutup kubah tersebut menjadi perhatian dan daya tarik tersendiri bagi para jama’ah yang berada hanya di dalam Masjid. Begitu Kubah tiba-tiba terbuka perlahan, suara gemuruh tanda kagum dari para jamaah terdengar pelan.  Saya pun baru tahu ada pemandangan menarik melihat terbukanya kubah tersebut  pada hari terakhir berada di Madinah. Selain berfungsi sebagai keindahan, buka-tutup puluhan payung raksasa yang berada di pelataran berfungsi sebagai pelindung dari panas dan cuaca bagi para jama’ah yang berada di pelataran, Sebagian batang tubuh payung tersebut dipasang AC yang secara otomatis pula memancarkan hawa dingin pada musing panas. Tidak bosan-bosannya kami berfoto selfie di antara payung-payung yang sedang mekar di setiap sudut dan bagian pelataran. Seolah di setiap sudut dan bagian pelataran memiliki fokus pemandangan yang berbeda, padahal model payungnya ya sama saja. 


Payung Raksasa  Masjid Nabawi

Payung Raksasa  Masjid Nabawi

Mejeng di antara Payung Raksasa  Masjid Nabawi

Payung Raksasa  Masjid Nabawi


           Untuk mengambil wudhu atau buang hajat ketika sedang berada di Masjid Nabawi, sedikitnya ada 14 tempat atau posisi toilet di pelataran Masjid menyebar di depan 24 pintu bagian Masjid. Ada petunjuk dan gambar yang  jelas, antara Toilet wanita dan toilet pria. Toilet di bangun di ground floor supaya tidak mengganggu pemandangan dan menyebarkan bau. Ada tangga dan eskalator untuk menuju toilet ground floor 1 dan ground floor 2, serasa bagai mau pergi ke pertokoan saja.  Toiletnya sangat bersih dan selalu ada petugas kebersihan yang berjaga di sana, sehingga para jama’ah merasa nyaman saat menggunakannya.
         Jika sebelum Azan, kita masih berada di maktab, maka jangan harap bisa mendapatkan shaf di dalam Masjid, terpaksa harus menjadi bagian shaf di pelataran yang sangat sejuk disertai angin yang kencang ketika musim dingin. Maka, saran saya jika anda berencana umrah di bulan Desember sampai April, sebaiknya persiapkan jaket yang tebal untuk dikenakan.          
(Bersambung di  Perjalanan spiritual: Rafidhah/ Makam Nabi)