Rabu, 20 Februari 2013

Kamifuusen (Festifal Lampion Raksasa di Udara)

Kamifuusen (Balloon Lantern Festifal) atau yang lebih dikenal dalam bahasa Indonesia yaitu festival lampion  raksasa udara. Kamifusen merupakan salah satu festival kebanggaan prefekture Akita di  kota Nishiki, kira-kira harus menempuh 2 jam perjalanan dari kota Akita. Festival Lampion udara ini diselenggarakan satu tahun sekali pada musim dingin tepatnya di awal bulan Februari. Sehingga ketika musim dingin dimana salju turun lebat membuat jalan menjadi licin yang memnyebabkan perjalanan menuju lokasi festival pun menjadi lebih lambat. Kota Nishiki terkenal akan tujuan wisata untuk menikmati pemandangan bunga Katakuri, yakni bunga hutan yang tumbuh liar dengan bentuk yang menyerupai anggrek di musim semi dan tujuan wisata menikmati buah Chesnut di musim gugur. Secara geografis, Kota Nishiki terletak di utara kota Kakunodate, dan sebelah barat Kota Tazawako yang mana Tazawako adalah kota yang terkenal sebagai tujuan wisata keindahan alam dan danaunya.
Bunga Katakuri




Buah chesnut yang memiliki rasa mirip kluwih

 

 

Biji kluwih, sejenis buah atau sayur nangka

 

 

 

 

 

 

 

 Festifal kamifusen sudah ada sejak ratusan tahun silam, namun berhenti ketika zaman perang, baru kembali dirayakan pada tahun 1974 atas semangat warga Nishi. Dan kini menjadi Festival tradisional tahunan yang menarik minat wisatawan domestik dan international.

Kamifuusen atau lampion raksasa ini dibuat dari kertas kemudian dilukis seperti melukis layang-layang. tema gambar pada permukaan kertas lampion tersebut bisa apa saja. Tetapi yang lebih diutamakan adalah gambar atau lukisan Akita bijin (perempun Cantik Akita) sebagai Icon Kota Akita. Bahkan salah satu hal yang menarik yang kami lihat adalah, salah satu gambarnya adalah tokoh kartun Chibi Maruko Chan yang terkenal itu. Kabarnya anak-anak TK, SD, dan SMP turut berpartisipasi menyumbangkan hasil lampion rancangan mereka di Festival tersebut. Hal itu bisa diketahui dari beberapa lampion raksasa yang mencantumkan nama sekolah mereka masing-masing.

Lalu hal yang paling ditunggu-tunggu adalah, pelepasan puluhan lampion-lampion tersebut ke udara dengan menggunakan tekhnik gas panas. Festival ini diselenggarakan pada malam hari setelah terbenamnya matahari. Lampion-lampion tersebut satu-persatu diterbangkansecara bergantian dengan sebelum diterbangkan diudara, ditahan oleh tangan-tangan anak-anak kecil. Ketika secara bersamaan dilepas oleh tangan-tangan kecil tersebut, betapa cepat balon atau lampion tersebut melesat ke langit seperti bintang bintang yang gemerlap. Apalagi ketika kapas-kapas salju berjatuhan di tanah, hasil potonya nampak seperti sebuah bintang besar dikelilingi ratusan bintang-bintang. Sangat menakjubkan.

Ukuran yang sebenarnya

Wisatawan pun berbondong-bondong datang dengan bis atau kendaraan pribadi  memadati lapangan  meskipun salju turun lebat dan jalanan menjadi sangat licin. Entah berapa kali, rasanya tak terhitung saya kepleset di atas permukaan salju, meski sudah memakai boot yang katanya anti kepleset. Tapi buktinya tetap saja saya kepleset juga. Sehebat-hebatnya sepatu boot, akhirnya akan kepleset juga (^o^).

Lapangan area dipadati oleh ratusan pengunjung setiap malamnya

 

salah satu lampion bergambar tokoh chibi Maruko Chan
Sesaat setelah dilepas ke udara
Indah Seperti bintang gejora di langit yang cerah

 

 

With some of my international friends at Andozo, Part of akita area

Tidak ada komentar:

Posting Komentar