Minggu, 16 Februari 2014

言葉は心の表現

  歴史的に言葉はいつからこの世に来たのか、インターネットでこの情報についての研究したテーマを調べると手に入れる結果がたくさん出ています。その1つの論理では言葉の原語がおよそ50万年前から始めて南アフリカで発展して、全世界で広がってきた事は発見されました。確かに、この生きている世界の中で初人間が生まれたとともに、言葉も誕生したでしょう。そして時代が変わりに沿って、言葉自体は文法や語彙や発音なども変わっています。やがって、現在のように独特的な方言はそれぞれの国を属する自慢になった物です。


  ただし、言葉とは語彙だけとして認められないことです。文法も気持ちも複雑に混ざっているそこの人間とここの人間が結び付いているコミュニケーションの道具の1つです。ある話では誰かと話している時ぴったりする言葉はなかなか出て来ないため、コミュニケーションもスムーズにいっていません。言葉文章を使う時に、気持ちを入れずに文法の中心として話したら、誤解は勿論、相手の気持ちも気付ける恐れがあると思います。その他は可笑しい、微妙などに思われてしまうこともあるでしょう。私は村上春樹の読み物に出た意見と同意して、「外国語を習うのに。まず注意することは自分という人間の手応えという存在感がなければ、その言葉はただ構文と単語の丸暗記に終ってしまう」。その意味では外国語という第2言語を順調に学習できるため、相手が自分を支えてくれる存在はいなければ、練習をする際に、文法的と発音的に完璧に表すことができますが、礼儀的にぜんぜん駄目という人がいるではないでしょうか。その結果、言葉遣いにあまり気を付けないせいで、喧嘩になったことが多いでしょう。そのために、幼い頃から、人間は社会で学なぶことによって、言っても良い言葉と言ってはいけない言葉をごゆっくりと理解する必要が非常にあると思います。



  外国に住んでいる方なら心で感じていることを相手に理解してもらい気持ちは当然です。そのため、皆は正しい言い方を学べないといけないと考えます。そのきっかけで、一所懸命に外国語を身につけます。しかし、どうやって外国語を順調に習得できるのでしょうか、その3人の筆者の読み物の中でそれぞれの学習の方法をシェアーされました。村上春樹の記事では学習方法ははっきりと説明されません。村上春樹が英語を学んでいた間に、失敗したり自身が無かったりした経験だけを述べられました。しかし、村上春樹と違って、舘岡洋子の記事で、筆者の学習観を少しはっきり説明しました。「それぞれ、目指しているしていることも違うし、その人に向いている学習方法も違うと思うからです。結局は自分で自分にあった方法を見つけていくしかないのではないでしょうか。全般的に人によって勉強の目標が違うため、興味深い勉強方法も違いに決まっています。勉強方法に期していえるなら、厳しい勉強方法とさり気無く勉強方法がありますが、村上春樹が書いたことに少し反対して、学習できるためにある程度では必要に迫れるところがあると思います。厳しい勉強方法とは例えば、授業に出ることと意識にべんきょうすることです。一方、さり気無い勉強方法とは歌や漫画やドラマなどという興味に関する勉強方法です。なぜなら、人間は知りたい事のみではなく、知るべきである事も五分五分に取り、知識が幅広くなるからです。簡単に言えば、コツと心と精一杯に合わせて、頭の中で協力すれば、成功に外国語を習得できるようになります。

  したがって、言葉によって心から伝いたい意思などは正しい表現を用いれば、上手に伝えられます。上手く伝えますから、メセージはちゃんと伝わります。逆に間違える表現を用いれば、元々の意思は伝われません。そのため、言葉は心から誕生した物なので、言葉は心の表現、又は心の鏡と言います。私にとって、言葉遣いと人の柄は結びがあり、たくさんの優しい言葉を使えば使うほど、きっと心も優しいです。引き換え、いる人が汚くて悪い言葉のみ用いれば、きっと心も悪いと分かるのではないでしょうか。
Mirror-Girl

Cambridge-Regional-College-student-Laura-Williams-

Jumat, 14 Februari 2014

Pulang Kampung, Bagian 3 (Chiba city, Takoyaki)

    Pernah mendengar nama Takoyaki? Yak takoyaki adalah salah satu jajanan tradisional di Jepang, selain ada sederet lain jajanan Jepang yang berakhiran -yaki. di antaranya  Okonomiyaki, Taiyaki, Dorayaki. Untuk imbuhan Yaki-didepan kata, seperti,Yakiniku, Yakitori, Yakisoba biasanya adalah hidangan besar atau hidangan utama. Yakisoba, yakiniku bisa dibilang bukan makanan cemilan atau makan ringan, sedangkan yakitori boleh masuk ke dalam daftar keduanya. Yakitori sendiri biasanya dinikmati sebagai kawan minum sake atau alkohol (kalau yang satu ini tidak direkomendasikan untuk mencicip atau menyantapnya). Semua imbuhan akhir -yaki artinya merupa hidangan yang disajikan melalui proses panggang atau bakar, bisa juga oseng. 
      Di hari terakhir di kota Chiba, Tom dan Miki menyempatkan waktu bersama saya   sebelum bertolak ke Tokyo untuk mencicipi lezatnya Takoyaki, jajanan tradisional warga Jepang. Letak kedai Takoyaki yang mereka rekomendasikan sangat dekat dengan apartemen mereka, kira-kira hanya berjarak 200 meter. Kami cukup berjalan kaki menuju ke sana. Kedai ini terletak tidak jauh dari stasiun kereta monorel, yaitu Stasiun Chirodai Kita, Chiba. Menurut Tom dan miki, Takoyaki di kedai tersebut merupakan takoyaki yang paling enak di Chiba, selain teksturnya yang sangat lembut. Seperti kata pak Bondan pakar kuliner televisi  mengekspresikan kelezatan makanan dengan kata 'Mak Nyuss'. Seperti itulah kira-kira apa yang ingin diungkapkan Tom dan Miki.
    Sesuai dengan tema makanan traditional Jepang, maka nuansa ornament yang menghiasi kedai ini juga sangat tradisional sekali namun cukup sederhana. Kedai Takoyaki ini bernama Matsuri (祭). Matsuri yang  artinya adalah  perayaan.
Hiasan lampion menyambut para tamu


Suasana di dalam kedai Matsuri, cukup luas untuk ukuran sebuah kedai di Jepang

Beraneka ragam saus takoyaki lengkap tersedia






    
 Kedai Takoyaki ini terbilang sangat unik. Sesuai dengan namanya yaitu Matsuri yang berarti perayaan, maka kedai ini menghiasi ruangannya dengan berbagai pernak-pernik yang berbau perayaan, seperti lampion, poster besar bergambar perayaan di Jepang, bahkan sampai buku menu pun disisipkan gambar-gambar perayaan terkenal tersebut. Sehingga pengunjung yang datang tidak merasa bosan ketika harus menunggu beberapa saat sebelum hidangan tiba  di meja. Sebagai pengunjung mancanegara atau biasa disebut turis bule seperti saya, pengalaman bisa menikmati makanan dan gaya ruang yang khas kejepangan seperti ini merupakan sebuah keistimewaan dan pengalaman menarik tersendiri.






    Sepanjang perjalanan saya di Chiba, kamera ponsel dan kamera amatir tidak lepas dari tangan. Kadang-kadang saya beraksi di depan kamera video, meniru gaya layaknya reporter-reporter profesional TV  meliput sebuah berita. Sepanjang perjalanann itu saya kerahkan bakat tersembunyi saya sebagai reporter perang jalan-jalan dan kuliner walaupun sedikit norak dan tidak tahu malu. Tom yang beberapa kali dengan sangat terpaksa bersedia  menjadi seorang Cameraman amatir dan dadakan  untuk saya paham betul dengan situasi dan kondisi  tersebut. Tom memanfaatkan moment berharga sebagai juru kamera dengan terlebih dulu meminta izin kepada koki Kedai untuk 
meliput video proses pembuatan makanan yang disajikan. Maka liputan amatir tersebut berhasil dilaksanakan. Saya mengabadikan proses pembuatan Takoyaki secara langsung dengan video amatir tersebut hingga selesai dengan proses pembuatan yang lumayan cepat. 
Setelah harus menunggu beberapa saat, akhirnya Si cantik, lembut, amoi Takoyaki menyapa raungan perut kami di meja makan
  
si cantik nan amoi Takoyaki, Oishii
Takoyaki sebenarnya berukuran lebih besar dari gambar. Kalau tidak percaya, silahkan ganti kacamata anda.

   Secara Etimologi, Takoyaki sendiri berasal dari 2 kata. yaitu Tako (gurita) dan yaki (panggang).  Jadi Takoyaki adalah cemilan berbentuk bola-bola  yang berukuran 3-5 cm yang terbuat dari campuran tepung dan berisi gurita yang telah dimutilasi ( iiiihhhh seram) lalu dipanggang di atas cetakan seperti cetakan kue lumpur namun dengan ukuran lubang yang lebih kecil dan sedikit lebih dalam. Setelah matang, bola-bola takoyaki itu disiram saus takoyaki dan mayonais, lalu terakhir diberi taburan serutan katsuobushi (ikan cakalang), dan aonori (rumputlaut kering). Insya Allah halal untuk dikonsumsi karena tidak berisi bahan yang diharamkan. Takoyaki lazimnya dengan mudah dijumpai  di tenda-tenda pinggiran jalan pada perayaan musim panas atau perayaan lainnya layaknya sebuah jajanan kaki lima dengan harga yang terjangkau, berkisar 200-500 yen (setara 50 ribu rupiah), tergantung pada jumlah isi.

   Selain menu Takoyaki, Kedai ini juga menyajikan menu lain yang tak kalah menggoyang lidah. Salah satunya adalah Yakisoba (mie goreng halal), dan Ise Udon. Udon adalah sejenis mie yang berukuran lebih gemuk dari ukuran mie pada umumnya, tapi tidak seperti kwetiaw yang tipis dan lebar. Berbeda dengan Soba pada umumnya yang disajikan dengan kuah yang melimpah ruah, maka  Ise Udon disajikan dengan saus kental khas dari daerah Ise, Suatu wilayah di kepulauan Kyushu.  Rasa Ise Udon ini pun tidak kalah dengan kelezatan Takoyaki.
Ise Udon
   Bagi yang hendak berwisata ke daerah Chiba, Kedai Takoyaki Matsuri menjadi salah satu tempat yang saya rekomendasikan. Akses menuju ke Kedai Matsuri sangatlah mudah, Dari Stasiun JR Chiba, diteruskan ke Monorel Chiba line No.2 dengan merogoh kocek sebesar 450 Yen, lamanya waktu perjalanan kira-kira 23 menit, lalu turunlah di stasiun monorell Chirodai Kita (Chirodai utara). Dari stasiun terakhir itu hanya membutuhkan waktu 1 menit dengan jalan kaki menuju Kedai Matsuri. Bila anda turun dari Stasiun tersebut dan jalan lurus saja mengikuti jalan satu arah di bawah jalur monorel tersebut, maka anda akan tiba dengan sukses menyasar.

Selasa, 04 Februari 2014

Pulang Kampung, Bagian 2 (Chiba, Chiba City, Doitsu Mura ILLUMINASI)

       Kali ini masih seputar kisah mudik saya di Chiba.Hari ke dua kami memutuskan utnuk bernostalgia di area kota Chiba saja. Kota di mana saya menghabiskan waktu 1 tahun saya sebagai mahasiswa pertukaran di Universitas Chiba beberapa tahun silam. Karena jam tidur yang terlalu larut disebabkan malam sebelumnya kami asyik ngobrol di meja makan, di samping karena padatnya jadwal  tempat yang ingin dikunjungi, maka  saya lupa untuk bernostalgia mengunjungi kampus lama saya di Nishi Chiba dan asrama Kampus yang terletak di Inage (hanya 1 stasiun Kereta dari stasiun Nishi Chiba ).
  Tempat pertama yang kami telusuri lagi hari ke dua di Chiba ini adalah Kota Chiba. Ternyata setelah beberapa tahun, kota Chiba banyak berubah, lebih banyak departement store baru bermunculan, dan saya benar-benar sudah dibuat pangling sama sekali. Atau memang dulu saya belum pernah menyusuri pertekoan-pertokoan yang sedikit terpisah dari stasiun Chiba. Entahlah, yang pasti senang sekali bisa kembali ke tempat  di mana sudah saya anggap sebagai kampung kedua setelah Metro,kota kelahiran saya. Apalagi ditemani oleh orang-orang yang paling dekat di hari saya, rasanya saya malas untuk kembali pulang ke Akita. Dulu saya sering sendiri atau berdua dengan Miki cuci mata sekitar stasiun Chiba ini. Malaika sudah tidak dijumpai, yaitu toko yang menjual barang-barang khas berbau ethnic dari manca negara. 100 yen Shop lebih banyak bertaburan dengan gedung yang besar. Tapi yang pasti Ten'ya (Kedai waralaba Tempura) masih  sama sepeti dulu dan berdiri di tempat yang tidak berubah. Lalu kami pun makan siang di sana sekitar pukul 2 siang.


     Tujuan tempat nostalgia kedua ini dilanjutkan ke Doitsu mura (Kampung Jerman) yang berada di desa Urayasu, sedikit jauh dari stasiun chiba. Tapi karena kami kemana-mana naik mobil Tom, maka perjalanan menjadi lebih praktis dan cepat. Kami akhirnya tiba di Doitsu mura sekitar pukul 5 Sore. Tujuan kami ke Kampung Jerman ini untuk menikmati Iluminasi (taman lampu) yang digelar sangat meriah. Iluminasi lazimnya diadakan saat musim dingin.  Doitsu Mura yang miliki daya tarik kebun bunga, tulip, benar-benar disetting ala Jerman yang dilengkapi dengan beberapa kincir angin. Sedangkat pada musim dingin ini, bunga-bunga menjadi gersang akibat musim dingin. Maka daya tarik taman bunga aseli itu digantikan oleh taman lampu iluminasi. Sebenarnya iluminasi bisa dinikmati seantero Jepang, seperti Tokyo  yang sudah pasti menyelenggarakan  iluminasi di setiap spot  keramaian (Shinjuku, dll). Tahun lalu, tepatnya Bulan maret, saya sempat mengunjungi area iluminasi yang diadakan di Taman Naba no sato, prefekture Mie. Sebenarnya kunjungan ke Naba no Sato saat tidak terencana secara matang. Karena lokasinya yang dekat dengan Nagoya, maka bisa dibilang bahwa saya cuma  mampir selama berada di Nagoya. Berikut foto-foto keindahan iluminasi yang saya nikmati di Provinsi Mie.

Berada di dalam terowongan iluminasi NabanoSato


Cerita 4 musim di Jepang dituangkan lewat illuminasi

Reuni bersama murid-murid
Nice reunion
   Jika Tema iluminasi yang diselenggarakan di Naba no sato bertemakan 4 musim dan sakura dan menonjolkan warna-warna bunga sakura seperti pink dan putih, maka saya  melihat iluminsi yang ada di Doitsu Mura sedikit bertemakan flora dan fauna-fauna yang lucu, seperti  jamur, flamingo, kupu-kupu, dan lain lain. selain itu warna yang ditonjolkan lebih berani, seperti merah,biru hijau dan orange. Tidak hanya menanam ribuan lampu di hamparan lahan sebagai pengganti bunga hidup, pihak penyelenggara juga mengoprasikan wahana bianglala (Ferris wheel) yang juga dihiasi lampu-lampu cantik. sehingga pengunjung tidak hanya menikmatikerlap-kerlip lampu dari dekat, tapi juga bisa menikmati  cahaya lampu-lapu dari atas ketika berada di dalam bianglala (Ferris wheel).



Satu lagi atraksi yang menarik yaitu di salah satu spot taman, pengunjung diberi kejutan berupa keluarnya ribuan gelembung-gelembung sabun dan bola-bola asap/uap  yang disembur dari sebuah mesih pembuat gelembung setiap 30 menitnya. Atraksi gelembung tersebut sangatlah menarik karena membuat pengunjung merasa gemas dan memburu setiap gelembung dan bola asap yang beterbangan di udara lalu jatuh di sekitarnya. 
Miki dan Tom








 
Maaf, gambar blur

   Mengenai Iluminasi, ngomong-ngomong apa sih arti iluminasi itu sendiri?. Kalau di Jepang orang mendengar kata iluminasi hanya sebatas sebagai  taman berhiaskan lampu, atau hiburan lampu. Setiap tahun di Jepang. Dimulai dari penyambutan Xmas sampai akhir musimdingin, selama kira-kira 3 hingga 4 bulan,  Masyarakat baik  Pemerintah berlomba menonjolkan daya tarik masing-masing jantung kota dengan hiasan lampu. Tetapi Sebenarnya benarkah iluminasi itu hanya bermakna sebuah lampu?.
    Menurut  penuturan mbah Wiki, Illuminati adalah kelompok persaudaraan rahasia yang sangat tertutup. Menurut Wikipedia, Illuminati berasal dari bahasa latin illuminatus yang berarti tercerahkan, adalah nama yang diberikan kepada organisasi persaudaraan rahasia kuno yang pernah ada dan diyakini masih tetap ada sampai sekarang, walaupun tidak ditemukan bukti-bukti nyata tentang keberadaan organisasi persaudaraan ini.
     Terus, apakah keberadaan organisasi iluminasi ini berbahaya bagi umat manusia? Jawabannya adalah, di antara salah satu tujuan organisasi ini adalah menghapuskan semua agama yang ada. Dan menurut penelitian yang disebutkan di atas, Adam Weishaupt inilah perumus The Protocols of the Elders of Zion (protokol tokoh-tokoh zionisme) yang berisi agenda besar dengan tujuan utama untuk penguasaan dunia oleh kaum Zionis. (Sumber: barisanjihad.multiply.com).Berikut ini link yang lebih jelas tentang tujuan illuminati: http://indocropcircles.wordpress.com/2012/09/24/target-illuminati-dan-komite-300/
(Link di atas bisa menyebabkan kerja komputer anda sedikit lambat. Maka saran saya, ketika membuka link di atas, anda tidak perlu membuka halaman hingga tampilan halaman benar-benar sempurna, begitu klik link, lalu muncul content, segera hentikan proses)

Satu Mata : Menunjukan pengendalian dunia di bawah pengawasan mata Tuhan (the eye of Lucifer). Menurut pendapat Batt Robertson : adalah cahaya atau mata Tuhan orang Mesir Kuno (Osiris),Tuhan yang selalu mereka kunjungi di sela-sela pertemuan rahasia yang diadakan para penganut Masuniyyah.

Illuminati --> Piramid : Lambang Firaun / Piramid Gaza, Menara Babil, Hierarki Kekuasaan. Jumlah bata pada Piramid adalah 13 baris ( the lucky number ) yang terdiri dari 72 bata.
Tatanan illuminati: 2 tiang penyangga, lantai motif papan catur

lucifer memiliki
  • kepala bertanduk
  • berwajah kambing
  • berbadan manusia
  • (maaf) berkelamin ganda
  • bersayap
  • bermata satu
Simbol Illuminati: angka satanic

Simbol-simbol illuminati yang mungkin ada di sajadah anda

Illuminati yang menguasai dunia hiburan dan televisi
Beberapa simbol organisasi illuminati dan freemason yang perlu dketahui:
http://10507276.blog.unikom.ac.id/simbol-illuminati.4sh
http://votreesprit.wordpress.com/2013/06/09/simbol-freemason-illuminati-di-film-dan-acara-tv-indonesia/
http://indocropcircles.wordpress.com/2012/01/01/arti-barcode-adalah-lambang-setan/

           Setelah ngelantur ke pembahasan organisasi illuminati, marilah kita kembali cerita yang sebenarnya. Cerita  tentang  jalan-salan di Doitsu mura di mana lampu-lampu illuminasi begitu terlihat indah " terang-benderang" berhasil  memukau para pengunjung. Salah satu bentuk yang lucu adalah sangkar seperti gambar di bawah berikut. Di dalam sangkar tersebut terdapat lonceng (bell) di mana orang-orang berbaris antri masuk ke sangkar itu untuk menabuh lonceng ( saya enggak  termasuk).



Ribuan lampu melilit sangkar
Simbol ritual illuminati
        Setelah capek 2 jam mengarungi taman -taman lampu, petualangan kami bermuara di biang lala (Ferris wheel) yang masih berada di dalam area illuminasi dengan harga tiket yang terjangkau tapi dengan durasi yang singkat. Dari puncak biang lala yang cantik tersebut kami bisa menikmati keelokan gemerlapnya cahaya illuminasi secara nyata. Maka saat itu pula secara nyata  mata saya semakin terbuka melihat pemandangan di mana terdapat banyak simbol yang sudah saya curigai dari sebelum memasuki area illuminasi. Simbol apakah gerangan? Silahkan bisa diperhatikan pada gambar di bawah ini.


Tiga buah Piramid Firaun sebagai simbol penyembah dewa 'RA' -- all seeing eye tampak begitu  jelas di kejauhan biang lala (Ferris wheel)
Apakah semua ini cuma suatu kebetulan saja?

Melihat kenyataan yang ada di depan kepala saya, hati ini tak hentinya beristighfar, memohon ampun atas kelalaian kepada Allah SWT.Berikut ini sekedar tambahan informasi mengenai banyaknya, bahkan mungkin sebagian besar pelakon dunia hiburan adalah boneka-boneka Illuminati Freemason anti christ, anti Tuhan, dajjal, penyembah iblis.

Bono

Jessie. Pose ini kian marak ditiru oleh kaum muda ketika bergaya di depan kamera
Boneka illuminati, Boyband yang lagi digilai kaum cewek ABG bau kencur


Dan masih Buanyaaakkkk lagi yang lainnya
Logo McDonal jika digeser 90 derajat memunculkan angka 13, the lucky number sebagai 13 tingkatan menuju kekuasan piramid

Beberapa gelintir perusahaan yang berada di bawah naungan illuminati Freemason

      Kembali lagi ke arti illuminasi. Illuminati dari kata illuminate dalam arti, tercerahkan. Bila dikaitkan dengan lampu-lampu tersebut yang juga bisa bermakna terang benderang  dan cerah. Sebuah renungan bahwa ternyata dunia ini dengan kejamnya telah diselimuti, dihipnotis secara massal oleh  organisasi rahasia ini,  bahkan terjajah baik secara ekonomi maupun secara budaya. Namun sayangnya, masyarakat tidak pernah sadar akan betapa lekatnya  kehidupan mereka dengan simbol-simbol satanic tersebut. Mungkin secara naif, sulit untuk menghubungkan gemerlapnya lampu iluminasi dengan  tercapainya tujuan mereka. Adapun salah satu tujuan mereka telah di sebutkan di atas, yaitu menghapuskan semua agama yang ada demi mewujudkan "Tatanan Dunia Baru/The World New Order". Fakta bahwa masayarakat Jepang sudah berada jauh dari nilai agama. Ketika ditanya tentang  konsep ketuhanan yang jelas dan kehidupan setelah kematian, mereka tidak bisa menjawab. bukan hanya orang Jepang saja, tapi sebagian besar teman-teman dari Korea dan Cina. Bagi orang Jepang, hidup hanya sekali, dan setelah mati mereka tidak mengenal kelanjutan nasib mereka kesudahannya. Konsep Surga dan neraka pun sulit diterima karena belum  ada pembuktian secara ilmiah. Secara ringkasnya kaum di luar Islam lebih mengedepankan rasio, pembuktian secara ilmiah. Agama bagi mereka cukup budaya, bukan sebuah prinsip penting yang harus dibela mati-matian ataupun untuk dijunjung tinggi dalam kehidupan. Maka inilah bentuk ketercapaian tujuan Illuminati dan Freemason, yakni 1. Menekan semua perkembangan ilmiah, terkecuali yang dianggap menguntungkan Illuminati. 2. Mengekspor gagasan “liberalisasi religius” ke seluruh dunia juga untuk mengikis semua agama yang ada (sumber: http://indocropcircles.wordpress.com/2012/09/24/target-illuminati-dan-komite-300/).
Memang benar, segala kesenangan yang kita kejar di muka bumi ini seperti mengejar fatamorgana, bersifat semu dan penuh tipuan semata. Dari Abu Hurairah berkata bahawa Rasulullah s.a.w bersabda:

“Sudahkah aku ceritakan kepadamu tentang Dajjal, yang belum diberitakan oleh Nabi kepada kaumnya. Sungguh Dajjal itu buta mata sebelahnya dan ia akan datang membawa sesuatu yang menyerupai syurga dan neraka, adapun yang dikatakan syurga, maka itu adalah neraka. Dan aku memperingatkan kalian sebagaimana Nabi Nuh a.s memperingatkan kepada kaumnya.”

      Akhir cerita, Semoga Allah SWT senantiasa  melindungi kita dan anak cucu kita dari segala makar mereka.  Dan tugas kita sebagai mahluk Allah SWT adalah memberi peringatan kepada saudara-saudara kita supaya tidak turut tergelincir. Sepatutnya kita harus mulai semakin meresapi makna do'a yang diucapkan setelah do'a tahiatul akhir di setiap sholat kita:
"Allahumma inni a'udzubika min adzabil qabrii, wa min 'adzabi jahannam wamin fitnatil mahya wal mamat wamin syarri fitnatil masihid dajjal"

Arti:
Yaa Allah sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari siksaan kubur, siksa neraka jahannam, fitnah kehidupan dan setelah kematian serta dari kejahatan fitnah Dajjal.
(HR. Bukhari dan Muslim)

Pulang Kampung, Bagian I (Harajuku, Omotesando)

      Tepat ketika saya menulis blog ini, seharusnya saya sedang menyelesaikan laporan akhir, atau berusaha  tidur sejenak demi menabung energi, mengingat mood untuk menyelesaikan laporan tidak kunjung datang juga. Maka laporan saya kerjakan esok pagi atau menjelang siang saja.Begitulah rencana sebenarnya. Tapi cita2 itu gagal karena entah kenapa pikiran ini maunya bernostalgia mengenang hari-hari selama pulang kampung ke Chiba 2 hari yang lalu.

yup, Minggu lalu, tepatnya sejak Jum'at pagi sampai  Minggu malam saya mudik ke kota chiba, kota di mana beribu kenangan manis tersemai beberapa tahun lalu yang kala itu saya masih seorang mahasiswi pertukaran, masih manis, masih lucu-lucunya, lugu, dan suka semau-maunya.

      Sebenarnya Rencana awal saya cuma mau ke tokyo 1 hari untuk berbelanja oleh-oleh sebelum pulang ke Indonesia sebentar lagi, tapi Allah berkehendak lain. Rencana-Nya ternyata lebih manis daripada rencana saya. Sayabat lama saya yang berdomisili di Chiba, Miki dan Tom mengundang saya untuk melewatkan beberapa hari di Chiba. Tom dan miki adalah orang aseli Jepang. Bagi saya mereka bukan sekedar sahabat lama, tapi sudah seperti kakak,saudara,keluarga bagi saya di Jepang. Saya dipersilahkan bermalam di rumah mereka selama beberapa hari.

      Hari pertama adalah hari pertemuan saya dengan Miki di Harajuku, tepatnya di jalan Takeshita ( Harajuku adalah pusat Shopping dan pusat trend anak muda di Tokyo, bahkan seantero Jepang dengan harga kaki lima. Mungkin bila disejajarkan dengan Indonesia seperti Bandung, atau ibarat Malioboronya Yogyakarta).  

      Setelah puas  berkeliling di Sepanjang jalan Takeshita, dan tak terhitung berapa buah toko sepatu dan butik pakaian kami kunjungi  demi mendapatkan ukuran sepatu  kaki Cinderella, tapi tidak juga menemukan pangerannya  yang cocok di kaki, akhirnya kami pun menyerah. Maklum ukuran kaki saya untuk standar ukuran Jepang 21.5. Jadi waktu coba di Toko A, ukuran 22 terlalu longgar, Ke Toko B (Diana yang notabene Brand Jepang, dengan harga yang Wow fantastis, yang walaupun discount 60 % tetep aja seperti gak didiscount) mencoba ukuran 21.5 olala ternyata terlalu sempit di kaki,   sedangkan Standar ukuran di Indonesia 35. Begitu cross check ke boutiqu Brand Singapura, ternyata di bawah 34. Bener-bener capek deehhh. Nostalgia kami dilanjutkan di kedai Ten'ya yaitu kedai Tempura  yang memiliki kedai cabang luas, namun sayangnya tidak ditemukan di Akita. Sambil menikmati semangkuk tempura, cerita  curhat tak henti-hentinya saling bersahutan. Rasa tempura kala itu masih sama seperti Tempura yang kami nikmati beberapa tahun silam.







      Harajuku terhubung dengan Omotesando yang masih sebagai pusat shopping dan wisata. Nostalgia berlanjut ke area Omotesando tanpa perencanaan sebelumnya. Semua mengalir seperti kenangan beberapa tahun silam bersama saya dan Miki. Berjalan di sepanjang jalan Omotensando seperti benar-benar kembali masuk ke masa silam itu. Saya dan Miki memasuki kios cinderamata yang menjual berbagai barang khas Jepang, seperti T-shirt khas huruf Jepang, tas, dompet, miniatur pedang, mainan,dll.Tanpa sengaja mata saya tertuju pada lipatan T-shirt khas tulisan Jepang. Ternyata jika dibandigkan dengan harga T-Shirt di Asakusa, T-shirt di kios itu jauh lebih murah dengan kualitas yang sama. Hampir saja saya nekat pergi ke Asakusa untuk  mendapatkan barang yang sama. Alhamdulillah 1 lagi rencana Indah Allah  yang saya rasakan di hari itu.

 Satu lagi yang saya rasakan keunikan akan  Kios Oriental Basaar adalah arsitektur bangunannya yang menyerupai sebuah kuil (otera). Miki bilang kalau kios ini sudah berdiri sejak akhir masa perang Dunia II. Sejak usai perang banyak tentara Asing dan kaum ekspatriat berkunjung di Jepang, sehingga kios  itu sengaja didirikan untuk memenuhi keinginan pelanggan asing yang berburu oleh-oleh, khususnya oleh-oleh khas Jepang. Sejauh ini, pengunjung yang terlihat memang pengunjung asing termasuk saya. Harga yang dipasang jauh lebih murah dibanding kios-kios yang serupa.
Berpose di depan kios


Miki juga dipaksa ikutan berpose^^
Omotesando tempo dulu


Time flies


Jadul saya


Jadul Miki
 Dan kehasan Jalan di Omotedando terlihat pada bangku besi sepanjang jalan


      Setelah capek mengelilingi Omotesando dan Harajuku, petualangan dan nostalgia kami ditutup di Shibuya. Sebenarnya mampir di Shibuya hanya untuk numpang sholat di Mushola mengingat Harajuka dan Omotesando telah melenakan waktu saya. Sebagai seorang musafir, Jamak qosor waktu Dhuhur -Ashar pun  saya pilih diujung waktu. Akhirnya setelah menunaikan kewajiban tersebut, kami harus buru-buru ke Nihonbashi untuk mengejar bis menuju ke Chiba. Petualangan satu hari singkat itu pun ditutup dengan senyum kemenangan mengingat keesokan hari adalah hari Sabtu dan minggu yang berarti petualang Mudik masih panjang ^0^.